Sabtu, 08 Desember 2012

Diusir menjadi Milyader


Iklan Besar (Billboard) terpampang di sudut-sudut Jalan di wilayah DIY,
sejak akhir bulan Nopember 2012. Iklan yang berjudul :
Spiritual Gathering. Bussiness ? It's Easy.
sangat menarik perhatian Umat Islam di DIY.

Acara Spiritual Gathering dilaksanakan pada hari Senin, 3 Desember 2012, jam 20:00-22:30.
Tempat Pelaksanaannya di Gedung Multipurpose UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Acara pokok mendengarkan Tauziyah yang disampaikan oleh Ustadz Yusuf Mansur. Salah satu kisah nyata yang disampaikannya, kami coba merangkai dalam sebuah judul :

GARA-GARA
DIUSIR DARI RUMAH KONTRAKAN
MENJADI MILYARDER

Kisah ini, Penulis dengarkan dari Tauziyahnya Ustadz Yusuf Mansur pada acara : "Spiritual Gathering; Bussiness It's Easy" hari Senin, 3 Desember 2012 (jam 20:00-22:30) di Gedung Multipurphose UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Subhanallah, yang hadir begitu banyak. Gedung yang terdiri atas dua-lantai itupun tidak mampu menampung ratusan Umat Islam Yogyakarta. Begitu antusiasnya Umat Islam Yogyakarta mengikuti Tauziyah Ustadz Yusuf Mansur. Yang tidak kebagian jatah kursi, berdiripun jadi. Bahkan di teras Gedungpun banyak yang menyaksikan melalui LCD yang tersambung dengan Gedung Utama.
Dengan gaya guyonan, Ustadz Yusuf Mansur menceritakan kisah nyata dari sebuah Keluarga di Surabaya.
Sekitar tahun 2006, ada sebuah keluarga di Surabaya, hidupnya pas-pasan, Keluarga Pak Syafi'i. Rumahnya masih ngontrak. Untuk memperpanjang biaya kontrakan tahun depan, dia menabung lagi dari awal. Biaya kontrak rumah sebesar Rp.1,4 juta setahun. Menjelang akhir kontrak, di bulan Pebruari 2006, Keluarga ini ditagih biaya perpanjangan kontrak. Keluarga ini belum punya uang cukup. Hasil tabungannya baru mencapai Rp.1 juta. Uang sebsar itupun disodorkan kepada Pemilik Rumah. Tapi ternyata ditolak oleh Pemilik Rumah. Pemilik Rumah berkata : "Lengkapi dulu, nanti baru kasih saya. Kalau enggak bisa sekarang, ya besok. Tapi kalau enggak ada juga, ya saya beri waktu dua-bulan untuk melunasinya" kata Pemilik Rumah Kontrakan.
"Baik, bu. Nanti kami usahakan dicukupi Rp.1,4 juta" jawab Pak Syafi'i..
Besok paginya, setelah mendengar Tauziyahnya Ustadz Yusuf Mansur tentang Keajaiban Sodaqoh di TransTV. Atas kesepakatan suami istri, uang Rp.1 juta tersebut di Sedekahkan semua (100%). Harapannya, kalau minggu depan masih punya uang Rp.8,6 juta. Yaitu dari hasil kelipatan sedekah (10x lipat), kan menjadi Rp.10 juta dikurangi biaya kontrak Rp.1,4 juta, sisanya Rp.8,6 juta.
Seminggu berlalu, 2 minggu juga terlewati sampai sebulan belum ada tanda-tanda punya uang Rp.10 juta.
Suatu hari Pak Syafi'i' mengajak istrinya untuk keluar rumah. Mereka mencari rumah yang mau dijual. Singkat cerita, ada sebuah rumah mewah yang mau dijual.
"Wah, ini mahal Pak" kata istrinya.
"Biar, gak apa-apa kita mau tahu berapa dijualnya" kata Pak Syafi'i.
Sambil memperhatikan pagarnya, sang istri berkata : "pagarnya harganya ratusan juta, berapa harga rumahnya, ya ?". Sang istripun ragu mau masuk, tapi Pak Syafi'i dengan mantap ingin tahu berapa harga rumah tersebut. Maka "BELL" pintu yang adapun dipencet.
Selang berapa menit, keluar seorang lelaki, bertanya : "mau cari siapa, ya ?".
"Saya mau tanya, apa betul Rumah ini mau dijual, ya ?" kata Pak Syafi'i.
"Betul. Rumah ini mau dijual, saya Pemilik Rumah ini. Mari, mari silahkan masuk" kata Bapak yang dari dalam rumah.
Setelah mereka bertiga, Pemilik Rumah (PR), Pak Sayfi'i (PS) dan istrinya masuk ke dalam rumah. Mereka duduk berhadapan, dan terjadi dialog.
PS : "Saya mau tanya rumah ini mau dijual berapa, ya ?".
PR agak menyelidik, dalam hatinya berkata : "benarkah orang ini mau beli rumah ? kayanya bukan orang kaya, orang ini tak berduit". Tetapi demi menghormati tamu, diapun menjawab : "Rumah ini mau saya jual dengan harga Rp.700 juta, pak".
Sementara istrinya berdoa, supaya suaminya jangan menawar-nawar, dalam hatinya "uang kontrakan aja enggak punya, ini mau nawar rumah yang mahal".
PS : "Wah kalau Rp.500 juta, saya ambil nih".
PR : "Belum boleh, pak. Kemarin sudah ada yang nawar lebih dari Rp.500 juta".
PS : "Kalau gitu, berapa pasnya, ya ?".
PR : "Gini aja, kalau Rp.600 juta, saya lepas pak".
Bu Syafi'i berdoa, mudah-mudahan suaminya enggak menyetujui harganya. Tapi, apa yang terjadi.... ?
PS : " Harganya Rp.600 juta ? Oke... deal, ya ?".
PR : "Iya, pak deal. Bapak akan berikan DP nya berapa ?".
PS : "Wah, enggak pake DP"
PR : "Jadi di chase ?".
PS : " Ya. Nanti saya lunasi langsung saja, boleh kan ?".
PR : "Boleh sih, tapi kapan mau dilunasinya ?".
PS : "Saya minta waktu dua bulan, nanti saya kemari lagi".
PR : "Nomor Hape Bapak berapa ?"
PS : "Saya enggak punya Hape. Dah nanti dua bulan lagi saya kemari".
PR : "Tapi, pak. Nanti kalau laku sebelum Bapak datang, gimana ?".
PS : "Yaa Alhamdulillah, rezeki Bapak. Jual aja, gak apa-apa kok".
PR dalam hati berkata "wah, kayanya ni orang bener-bener gak punya duit". Tapi dia tetap berkata "ya sudah, saya tunggu kedatangan Bapak dua bulan lagi".
PS : "Terima kasih, saya mau pamit dulu".
PR : "Ya, monggo, pak".
Setelah diluar pagar, Pak Syafi'i dan istrinya berjalan pulang.
Sepanjang perjalanan, istrinya komentar "pak, pak. Wong uang buat bayar kontrakan aja belum punya, kok mau nawar rumah yang harganya Rp.600 juta" sambil jalan sang istri masih gemes pada suaminya. Dia sering mencubiti suaminya sepanjang jalan.
Sebulan berlalu, suami istri ini kesulitan keuangan, baik untuk makan maupun untuk modal dagang di Warung kecilnya. Istrinya usul, agar minta bantuan pada orangtuanya. Maksudnya disuruh pinjam sama orangtuanya. Tetapi sang suami enggak mau. Dan berkata : "kita butuh uang Rp.1,4 juta, Bapak kan seorang Sopir, penghasilannya hanya Rp.650 ribu sebulan. Kalau kita pinjam, kan sama aja menyetop makan mereka selama 3 bulan. Enggak, akh. Kasihan mereka. Kita cukupi dari hasil warung saja dan tetap minta bantuan sama Allah SWT. Kita tetap minta sama Allah SWT. Kita harus percaya sama Allah SWT. Tapi permintaan kita, sekarang bukan 10x lipatnya. Kita minta 700x lipatnya. Kalau Allah SWT benar kasih kita 700x lipatnya, berarti kita punya uang Rp.700 juta. Yang Rp.600 juta kita buat beli Rumah. Yang Rp.100 jutanya buat membesarkan Warung Makan kita, ya Bu".
Istrinya pasrah "Yah, saya sudah pasrah sama Allah saja, apa yang terjadi nanti".
Siang malam enggak putus-putusnya ibadah mereka;
- Sholat lima waktu dikerjakan tepat pada waktunya, dan berjamaah.
- Sholat Dhuha dilakukan 12 rakaat setiap pagi.
- Sholat Tahajjut dilakukan 8 rakaat setiap malam.
- Membaca Surat Al Waqiah setiap ada kesempatan.
Dua bulanpun hampir berlalu, mereka belum punya uang Rp.1,4 juta apalagi Rp.600 juta.
Tiba-tiba Pemilik kontrakan datang dan menagih janjinya.
Pak Syafi'i belum punya uang untuk biaya perpanjangan kontrak rumah.
Alhasil, mereka suami-istri diusir dari rumah kontrakan tersebut.
Karena tidak ada pilihan lain, mereka tinggal di Warung Kecil milik mereka di dalam Pasar Sidoarjo.
Sehari-hari mereka berjualan makanan masak.
Suatu hari datang seorang Pimpinan Proyek dari Sidoarjo, menemui mereka untuk diajak kerjasama. Mereka diminta untuk menyediakan makanan untuk sejumlah 1.600 orang.
"Jadi saya harus menyediakan 1.600 bungkus tiap hari" tanyanya.
"Tidak segitu, pak" jawab Kepala Proyek tersebut.
"Lha, tadi katanya untuk 1.600 orang, berarti kan 1.600 bungkus dong".
"Bukan segitu pak. Mereka kan makannya 3x sehari, jadi Bapak menyiapkan 3x 1.600 = 4.800 bungkus, pak. Tiap hari !".
"Oh, gitu. Alhamdulillah, saya siap. Tapi..... cari karet gelangnya sebanyak 4.800 buah, kemana yah ?"
"Oh itu mah gampang".
Singkat cerita Pak Syafi'i dan istrinya sudah melaksanakan sesuai pesanan.
Dalam waktu dua bulan, mereka sudah memiliki keuntungan Satu Milyard Rupiah (Rp.1 M).
Kalau merunut waktu, maka untuk menjadi Milyarder, Pak Syafi'i membutuhkan waktu hanya dalam empat bulan saja.
Setelah memiliki uang Rp.1 M,- merekapun mendatangi rumah yang pernah ditawarnya Rp.600 juta. Rumah itu belum terjual.
Setelah transaksi selesai, rumah menjadi milik mereka. Mereka membelinya dengan harga Rp.600 juta. Sesuai rencana, istrinya akan diberikan Rp.100 juta untuk mengembangkan usahanya, Catering. Dan masih punya sisa uang sebesar Rp.300 juta.
"Ibu, dulu kita butuhnya Rp.600 juta untuk beli rumah dan Rp.100 juta untuk pengembangan usaha. Sekarang masih Rp.300 juta. Kalau uang ini kita pakai sendiri, ini namanya serakah. Wong mintanya cuma Rp.700 juta, dikasih Rp.1 M, kok dipakai semua" kata Pak Syafi'i kepada istrinya.
"Lalu rencana Bapak, gimana ?" tanya istri.
"Yang Rp.300 juta, kita kembalikan lagi ke Allah..... yaa kita sedekahkan lagi" kata Pak Syafi'i.
"Yah, saya setuju" jawab istrinya.
Akhirnya uang Rp.300 juta, disedekahkan lagi.
Dengan sedekah itulah, Jasa Catering semakin berkembang hingga ke Tanah Suci. Dan setahun kemudian, berhasil mendirikan sebuah Pabrik senilai Rp.11 M.
Pada saat peresmiannya, Ustadz Yusuf Mansur diundang secara khusus pula.
Kisah Nyata diatas pernah diceritakan langsung dihadapan para Peserta Sholat Dhuha bersama dalam MDN (Majelis Dhuha Nasional) bimbingan Ustadz Yusuf Mansur.
Hikmah dibalik kisah diatas :
Apapun rencana kita, bila melibatkan Allahu SWT. Pasti hasilnya, jauh lebih besar dan diluar persangkaan manusia. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Allahu Akbar. Apa yang harus dikerjakan ?
Yang harus dikerjakan :
1. Ingat dan Idzin Allah SWT.
2. Ikhtiar dengan tetap mengingat Allah SWT.
3. Bersyukur pada Allah SWT atas nikmat yang telah diterimanya.
Alhamdulillah, Allahu SWT sudah membimbing saya untuk menjadikan sebuah tulisan dari kisah ini.
Informasi terakhir, dari Bp. Ustadz Yusuf Mansur, bahwa Bp. Syafi'i sudah mampu bersedekah sebanyak Rp.1 M,- pada tahun 2012.

Semoga kisah di atas mampu menginspirasi kita untuk tetap ingat kepada Allah SWT dalam beristiqomah, taqwa, sodaqoh dan lain sebagainya agar hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Aamiin Yaa Ronn'al Alaamiin.

Maaf, bila naskah ini kurang sempurna.
Kami akan berusaha melengkapi nama-nama tokoh dalam kisah ini dan juga tempat-tempat kejadiannya.

CP.: 087.739.694.458 (Eko Gendroyanto).
email : exogendzaa.1773@gmail.com